Jumat, 01 November 2013

LOGIKA, PERASAAN, DAN TAKDIR

Diposting oleh Fa di 06.41 0 komentar


Fauzia Rahmawati (13709251062)

Kejadian ini terjadi pada hari Kamis, 3 Oktober 2013 lalu. Kebetulan untuk hari Kamis saya menjalani kuliah hanya sampai pukul 13.00. Sepulang kuliah, saya melihat kamar kos saya, dan ternyata begitu berantakan. Karena saya sudah bosan dengan kondisi kamar saya, saya memutuskan untuk menyuci baju dan menyetrika. Selesai menyetrika, kebetulan waktu itu kurang lebih pukul 15.00. Kegiatan bersih-bersih kamar ini saya lanjutkan dengan menyapu dan menata buku-buku saya. Saya juga menyempatkan untuk menyiapkan barang-barang yang akan saya bawa pulang esok hari. Perlu diketahui bahwa saya selalu pulang ke rumah setiap akhir pecan, dari hari Jum’at sampai Senin. Hal ini dikarenakan waktu itu ibu saya sedang sendirian di rumah, dan saya harus pulang untuk menemani ibu saya. Selesai melakukan semua kegiatan tersebut, saya lalu beristirahat dan bersiap-siap untuk mencari makan malam saya.
Adzan maghrib berkumandang. Saya yang kebetulan waktu itu sedang puasa, kemudian berbuka dan dilanjutkan dengan sholat maghrib. Selesai sholat maghrib saya membaca surat yasin untuk keluarga dan teman-teman saya yang sudah tiada. Saya juga membacakan yasin untuk tante saya yang sedang sakit di Pati, Jawa Tengah. Seusai sholat isya’, saya kemudian menyalakan laptop. Saya berencana untuk membaca elegi dari Prof. Marsigit dan mengomennya. Akan tetapi niat saya itu tertunda karena saya justru tertarik untuk membuka facebook terlebih dahulu. Kurang lebih pukul 20.15, saya mendapatkan telepon dari sebuah nomor asing, akan tetapi saya tahu bahwa nomor tersebut berasal dari daerah Jakarta. Saya yang awalnya urung menerima telepon tersebut tapi menduga yang menelepon adalah kakak saya di Bekasi, maka saya mengangkat telepon tersebut. Di seberang sana ternyata justru kakak ipar saya yang menelepon. Beliau menanyakan saya sedang dimana. Saya jawab saya sedang di kosan. Dan yang membuat saya bingung adalah kakak saya menanyakan apakah saya bisa pulang ke rumah. Tentu saja saya jawab tidak bisa, karena esok harinya saya ada mata kuliah Filsafat ilmu yang tidak mungkin saya tinggalkan. Akhirnya kakak saya mengatakan bahwa saya kuliah saja. Tapi saya curiga, mengapa kakak saya menanyakan hal tersebut. Saya bertanya kepadanya, “Tante ya mas?” Ya, kakak saya menjawab bahwa tante saya meninggal dunia. Beliau ditelepon ibu saya, tapi karena pulsa ibu saya habis, jadi saya belum ditelepon ibu. Lalu masih menurut kakak saya, ibu saya waktu menelepon tidak ada suaranya karena sedang menangis. Telepon akhirnya saya tutup.
Saya menjadi bimbang antara pulang atau tidak. Kalau tidak pulang, ibu saya sendirian di rumah, dan tante yang meninggal tersebut adalah adik ibu saya persis. Akhirnya saya putuskan untuk sekali lagi membaca surat yasin, dan kali ini khusus untuk tante saya. Selesai membaca surat yasin, saya ditelepon ibu dan ibu meminta saya untuk pulang. Saya menjadi mantap untuk pulang dan esoknya tidak berangkat kuliah Filsafat ilmu. Waktu itu pukul 20.30, saya bersiap memakai jaket, sarung tangan, dan masker. Saya berpamitan dengan teman-teman kos saya bahwa saya akan pulang. Takut sebenarnyaa untuk naik motor sendiri di malam hari, tapi itu harus saya lakukan karena memang kondisinya sangat mendadak.
Dalam perjalanan pulang, saya baru menyadari ternyata semua ini memang rencana Alloh yang sangat indah. Saya bosan dengan kondisi kamar saya, lalu saya putuskan untuk menyuci dan menyetrika. Saya juga sekalian menyiapkan barang-barang untuk mudik esok hari, dimana saya harus mudik pada malam itu juga. Hari Jum’at, saya, ibu, dan keluarga dari pihak ayah saya pergi ke Pati untuk menghadiri pemakaman tante saya tersebut.
Dari sepenggal kisah saya tersebut, maka dapat saya simpulkan hubungan dari logika, perasaan, dan takdir. Hari tersebut, karena logika saya mengatakan bahwa saya harus membersihkan kamar dan menata barang untuk mudik, saya menjadi merasa bahwa esok harinya akan menjadi sangat ringan karena saya tidak perlu menata barang untuk mudik lagi. Telepon dari kakak saya yang mengabarkan bahwa tante saya meninggal merupaka sebuah takdir dari Alloh yang tidak dapat saya tolak, dan saya harus pulang ke rumah. Karena saya sudah menyiapkan perbekalan untuk mudik sebelumnya, maka saya tidak repot lagi ketika saya harus pulang malam itu juga. Itulah hubungan antara logika, perasaan, dan takdir yang saya alami.

Jumat, 25 Oktober 2013

Refleksi Kedua Kuliah Filsafat Ilmu - BAHASA ANALOG: Orang Paling Seksi

Diposting oleh Fa di 06.08 0 komentar


Bahasa analog adalah bahasa yang digunakan pada kondisi tertentu sehingga orang lain tidak memahaminya. Tujuan dari bahasa analog adalah untuk mengkomunikasikan hal-hal di dimensi yang berbeda. Bahasa analog ini bukanlah sekedar pengandaian, akan tetapi untuk memahaminya kita memerlukan beberapa tahapan pemikiran dan juga pengalaman. Analogi adalah sebuah konsep bahasa yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu agar lebih mudah dimengerti dengan cara mengambil kesamaan dengan hal yang lain. Sehingga, bahasa analogi adalah sebuah ungkapan dari suatu kasus yang digunakan untuk menjelaskan kasus yang lain yang memiliki suatu kesamaan. Pada bahasa analogi, dua kasus tersebut lebih dilihat pada aspek kesamaannya, sehingga kasus yang akan dijelaskan akan lebih mudah untuk dimengerti. Berfilsafat bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan hal-hal pada dimensi tertentu kepada orang lain. Berikut akan diuraikan contoh dari bahasa analog dalam filsafat.
Setiap orang di dunia ini hidup dengan cinta. Cinta ini yang kemudian menimbulkan sebuah rasa untuk mencari kekasih hati kita. Tentunya dengan adanya cinta itu, setiap orang akan memiliki kekasih. Kekasih ini pastilah kita pilih berdasarkan keseksiannya. Keseksian ini bergantung pada pandangan masing-masing orang. Bisa seksi dilihat dari pemikiran, kedewasaan, kebijaksanaan, dan lainnya, sesuai dengan kriteria yang sudah kita tetapkan dalam hati kita. Apabila kita memiliki seorang kekasih, pastilah semua yang diinginkan oleh kekasih kita akan kita penuhi. Tidak peduli, apapun itu yang diinginkan oleh kekasih kita, selama kita mencintainya, kita pasti akan memenuhinya. Oleh karena itu kekasih adalah orang yang sangat berkuasa atas diri kita, selama kita memilihnya sebagai kekasih kita. Itulah yang dimaksudkan dari bahasa analog orang paling seksi, yaitu orang yang paling berkuasa atas diri kita.
Orang paling seksi bisa dicari di lingkup tertentu dalam kehidupan kita. Tentunya orang paling seksi di keluarga kita adalah ayah, karena ayah adalah imam dalam keluarga, yang menentukan kebijakan-kebijakan dalam keluarga. Orang paling seksi dalam sebuah kota adalah wali kotanya, karena ia adalah pemimpin dari kota tersebut. Orang paling seksi di Indonesia tentunya adalah presiden Indonesia, karena presiden Indonesia adalah pemimpin negeri ini. Berhubung saat ini presiden Indonesia adalah Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, oleh karena itu orang paling seksi di Indonesia adalah Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Sedangkan siapa orang paling seksi di dunia? Tentu saja Barrack Obama. Mengapa? Karena dia adalah pemimpin dari Negara adikuasa di dunia ini, Amerika Serikat. Kebijakan-kebijakan yang ia ambil akan mempengaruhi kehidupan manusia di dunia ini.

Jumat, 11 Oktober 2013

REFLEKSI PERTAMA MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN

Diposting oleh Fa di 04.36 0 komentar

Fauzia Rahmawati      (13709251062) 
Pendidikan Matematika Kelas C PPs UNY

Berikut adalah hasil refleksi perkuliahan filsafat pendidikan hari Jum’at, 4 Oktober 2013 oleh Prof. Dr. Marsigit, MA. Pada perkuliahan yang lalu diadakan sesi tanya jawab antara mahasiswa dan Prof. Marsigit. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh mahasiswa adalah apa yang dimaksud dengan berpikir secara internsif dan ekstensif? Berpikir intensif dan ekstensif adalah berpikir yang sedalam-dalamnya. Berpikir sedalam-dalamnya ini memiliki makna bahwa dengan berpikir kita akan menemukan sebuah hakekat dari sebuah fenomena. Berpikir sedalam-dalamnya juga berarti berpikir setinggi-tingginya, setinggi-tingginya kita mampu berpikir. Contoh dari berpikir intensif ini adalah pada saat menjawab pertanyaan-pertanyaan filsafat dalam perkuliahan, dimana pada saat menjawabnya berarti bahwa kita sedang mengintensifkan istilah, makna, dan bahasa dalam filsafat.
Dalam filsafat, segala sesuatu pastilah berdimensi. Begitu juga aspek material, formal, normatif, dan spiritual, keempat aspek tersebut pun berdimensi. Dimensi antara keempat aspek tersebut bersifat merentang. Makna dari merentang di sini adalah aspek material akan meliputi spiritual dan formal, formal akan meliputi material dan normatif, sedangkan spiritual akan meliputi material, formal, dan juga normatif itu sendiri.
Dimensi material adalah bagaimana cara seseorang memaknai fenomena di sekitarnya. Contohnya bagaimana seseorang memaknai fenomena air di sungai, ada yang cemas karena takut banjir, ada pula yang mencari keuntungan dari sungai tersebut. Itulah yang dimaksud dengan dimensi material. Dimensi formal mencakup hubungan di dalam diri sendiri, keluarga, hubungan suami istri, bertetangga, bermasyarakat, berkuliah, berkantor, berbudaya, juga universal. Dimensi formal tidak dapat terpisahkan dengan dimensi informal. Hubungan antara dimensi formal dan normatif adalah dimensi formal dianggap sebagai wadahnya sedangkan dimensi normatif dipandang sebagai isinya. Contohnya adalah cara seseorang berbusana. Cara orang berbusana adalah dimensi formalnya, sedangkan kepribadian seseorang itu adalah dimensi normatifnya. Wadah tentunya menjamin substansinya, Wadah tanpa isi adalah kosong, isi tanpa wadah adalah tanpa makna. Kedua wadah dan isi haruslah ada dan saling melengkapi.
Bentuk material dari cinta adalah cincin. Hal ini dikarenakan cincin adalah simbol yang paling awet dan berharga dibandingkan hal lain. Sedangkan bentuk formal dari cinta adalah menikah. Menikah dianggap sebagai bentuk formal dari cinta karena menikah menjamin hak dan kewajiban kedua pihak. Akan tetapi karena semakin berkembangnya jaman, kehidupan yang semakin rumit, canggih, dan modern, maka menikah dan cinta seringkali dipisahkan. Saat ini banyak orang yang memilih untuk tidak menikah atau memilih untuk bercerai karena merasa menerima beban dalam memenuhi hak dan kewajiban dari cinta itu sendiri.
Romantisme adalah apa yang sering disebut sebagai tren filsafat atau suasana peradaban rasionalitas pada waktu itu, yang lebih mengedepankan perasaan, nafsu, hasrat, kehendak, passion, yang berhubungan dengan keindahan. Jadi romantisme di sini bukan soal seperti yang dipahami umum, yaitu yang berkaitan dengan percintaan. (http://www.marcelliusarichristy.wordpress.com). Di dalam romantisme, manusia, hewan, tumbuhan, bahkan batu itu bercinta. Cinta dari para dewa bias mengubah dunia. Cinta yang salah ruang dan waktunya akan membentuk Bathara Kala, dan cinta yang sesuai ruang dan waktunya akan membentuk Bathara Yudha. Di dalam kisah Maha Bharata, kisah perperangan antara Bathara Kala dan Bathara Yudha adalah intinya. Maksudnya adalah kerjasama diantara dua penguasa di suatu wilayah akan mengubah struktur dari wilayah tersebut. Kerjasama kedua pimpinan tersebut bisa menjadi dua bentuk, bentuk yang positif dan negatif. Selama ini yang terjadi di kehidupan kita kedua bentuk positif dan negatif tersebut selalu berperang untuk menciptakan keseimbangan dunia. Misalnya masalah korupsi di Indonesia yang terbentuk dari kerjasama oknum-oknum di pemerintahan. Akan tetapi ada pula KPK yang juga terbentuk dari pemerintahan. KPK merusaha mengejar koruptor di Indonesia untuk menciptakan kehidupan Indonesia yang tentram.
Belajar filsafat akan mampu membuat kita untuk berpikir secara harus. Dalam filsafat, berpikir adalah bergerak. Ketika batu terjun bebas dari puncak gunung ke lembah, maka batu itu berpikir. Ketika air laut membentuk ombak, maka air laut itu berpikir. Maksud dari pernyataan ini adalah untuk memperoleh pengetahuan (untuk mampu memikirkan sebuah fenomena kehidupan) maka kita harus bergerak mencari pengetahuan tersebut. Apabila kita hanya berpangku tangan, maka pengetahuan yang kita peroleh akan lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang bergerak mencari pengetahuannya sendiri. Maka dari itulah mahasiswa disarankan oleh Prof. Marsigit untuk senantiasa membaca elegi yang ada di dalam blog Prof. Marsigit. Hal ini dengan tujuan agar mahasiswa semakin memahami apa itu filsafat ilmu.



Referensi:
Catatan Kuliah Filsafat Barat Modern 19 November 2012 bersama Prof. Dr. Eko Armada Riyanto. http://marcelliusarichristy.wordpress.com/2013/01/28/37/
Diakses tanggal 11 Oktober 2013

Kamis, 17 Januari 2013

DIALOG OF PHILOSOPHY OF MATHEMATICS EDUCATION (Reflection 6)

Diposting oleh Fa di 15.28 0 komentar

In the last meeting of philosophy of mathematics education lecturer, Mr. Marsigit and the students were talking about some student’s questions. Here are my conclusions of the questions-answers of philosophy of mathematics education:
The most primitive dimension in our life is time and space. Where ever the other dimensions are only the followers. For example, social dimension, mind dimension, spiritual dimension, they are only the dimension that made up by us. But the primitive dimensions are still time and space dimension.
In philosophy we also know about philosophy’s trap. We can’t escape from philosophy’s trap since we can’t escape from any guiltiness. It’s the nature of our life that human is the place of guiltiness. We only can pray to Alloh to forgive all of our guiltiness and we promise not to do it next time. We also have to pray to Alloh every day, like we will die tomorrow but we have to work hard like we will die next 1000 years. This is the main idea of elegy of Dewi Madream.
Beside pray to Alloh we also have to be positive thinking. But, our positive thinking also has to proportional, based on the space and time. And don’t be skeptic or negative thinking. But the best of negative thinking is skeptic in our mind is the stating point of knowledge, but the skeptic in our heart is the harassment of evil.

REFLECTION OF PHILOSOPHY OF MATHEMATICS EDUCATION 3

Diposting oleh Fa di 15.27 0 komentar

In the last meeting of philosophy of mathematics education lecturer, Mr. Marsigit told my friends and I that philosophy has the dimension with the smallest dimension is yourself. Philosophy also talked about the romance with their respective ideologies romatisism depends on how look at it. As related by the power, then who is the most handsome that's the most power.
The nature of philosophy is not static. But there is a philosophy that is static ie permeudessianism. The history of philosophy is the history of ideas of the philosophers. Philosophize is to learn to read philosophers of mind. Should do not hurry in studying, do not be too arrogant to read reference. Philosophy is a thought though. If the thought is life. So if we do not want to think that the philosophy we're dead.
Right and wrong depend upon the context. For example, the phrase "I love him" within the sentence is appropriate if it is the right context. If we replace him as a husband, children, parents then it would be right. But if we replace them as neighbors it needs to be questioned again.
Ontology who study nature . Epistemology learn the source of knowledge and ratification of right and wrong science. And also branch of science. Axiology is divided into ethics and aesthetics in which ethics is the norm while the aesthetics are good or bad. benefits include fasiologi.
If we are talking about the standard is essentially the same thing. The standard philosophy is comensurme. And the opposite of comensurme is  incomensurme. To Determine not only in living alone but also on inanimate objects. The philosophy is determinism.
 

Lika Liku Corat Coret Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea