Developing ICT for
Primary and Secondary Mathematics Teacher Profesional Development: The Use Of
VTR In Lesson Study
Oleh: Dr.Marsigit,
M.A
Ikhtisar oleh:
Fauzia Rahmawati (09313244001)
Secara
umum, kegiatan perefleksian konteks pembelajaran matematika di Jepang melalui
VTR dirasa sangat baik dan berguna bagi para guru. Para guru merasa bahwa
kegiatan semacam ini perlu disosialisasikan supaya para mereka bisa
mempelajarinya. Mereka merasa bahwa pembelajaran dengan menggunakan VTR bisa
menjadi model pembelajaran yang baik, yang bisa dilaksanakan pada konteks
pembelajaran di Indonesia. Namun, mereka masih merasa kesulitan untuk
melaksanakannya.
Anggapan
guru pada kegiatan perefleksian VTR antara lain: 1) VTR merupakan model
pembelajaran matematika yang baik; 2) Model pembelajaran dengan menggunakan VTR
perlu disosialisasikan pada para guru; 3) Mereka akan mendiskusikan pada
rekannya setelah pelatihan; 4) Model pembelajaran dengan VTR dirasa baik, tapi
masih ada kendala pada proses pelaksanaannya mengingat kurangnya waktu, ketidak
siapa siswa, keterbatasannya dana, dan kurangnya fasilitas pendidikan. Para
guru menyatakan bahwa mereka mampu untuk melaksanakan model yang baik ini pada
waktu tambahan pelajaran. Mereka menyarankan bahwa untuk menjalankan program ini,
mereka perlu untuk meningkatkan kompetensi mengajarnya.
Para guru berencana
sebagai tindakan lanjutan dari pelatihan ini, mereka akan mendiskusikan model
ini pada rekan guru mereka. Mereka akan menyebarkan hasil dari diskusi tersebut
pada forum perkumpulan guru. Mereka menyatakan bahwa akan meningkatkan
kemampuan mengajar mereka yang meliputi: 1) Meningkatkan persiapan
pembelajaran; 2) Lembar Kerja Siswa; 3) Metode dan Kompetensi Pembelajaran
Matematika. Mereka akan berusaha untuk mengembangkan model pembelajran setelah
menjalankan pelatihan yang berdasar pada PRMI dan pendekatan konstruktivistik.
Mereka juga akan menjalankannya dengan mengembangkan metode diskusi dan variasi
metode lainnya.
Menurut para guru,
sebagian besar siswa masih belum siap ataupun mampu untuk mengutarakan ide-ide
mereka; sehingga perlu waktu yang lama untuk memacu mereka. Sebagian besar
sekolah juga masih kekuarangan fasilitas pembelajran dan guru harus mampu
mengembangkan media pembelajaran. Yang dirasa paling sulit untuk dilaksanakan
pada pelaksanaan model pembelajran adalah kurangnya alokasi waktu. Para guru
merasa tidak mudah untuk menyeimbangkan antara prestasi siswa dengan proses
pembelajaran. Dimana mereka juga masih harus memfasilitasi banyak siswa, kurang
lebih 40 siswa per kelas.
Para guru berharap
bahwa sekolah dan pemerintah mau mendukung pengembangan kompetensi mereka
dengan mengikutkan pada pelatihan, seminar, dan perkumpulan guru. Para guru
menganggap bahwa pada saat berada pada perkumpulan guru, mereka mampu mendiskusikan
dan mengembangkan rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa. Mereka
menyarankan bahwa program pengembangan guru didasarkan pada kebutuhan guru,
sehingga membutuhkan banyak evaluasi sebelum pelaksanaan program. Mereka juga
berharap bahwa sekolah dan pemerintah bersedia mencarikan fasilitas pendidikan
dan meningkatkan gaji mereka.
Meskipun dirasa
tidak mungkin untuk melaksanakan strategi tunggal dalam mempromosikan
pembelajaran matematika yang baik, pembelajaran denga VTR, terdapat beberapa
indikasi umum yang bisa digaris bawahi:
1.
Hal ini membutuhkan kerjasama antar guru, penelitian di
bidang teknologi pendidikan dan ilmu yang diambil, pemimpin, pelatih, orang
tua, dan lain-lain;
2.
Hal ini membutuhkan peningkatan investasi dalam
penelitian dan pengembangan serta kreasi dari peralatan pembelajaran yang baru
untuk bekerja sama;
3.
Hal ini membutuhkan promosi mengenai koleksi,
dokumentasi, dan penyebaran dari praktek pembelajaran yang baik. Juga
diperlukan penyediaan pada aspek-aspek yang diminati tidak hanya pada desain
software, tapi juga pada bagaimana cara menggunakan software tersebut;
4.
Hal ini membutuhkan promosi mengenai model pembelajaran
agar lebih efektif dalam penyebarannya dan juga pada kemampuan guru dalam
pemanfaatan IPTEK untuk mendukung pembelajaran;
5.
Hal ini membutuhkan promosi mengenai pertukaran
pengetahuan, dan pergantian fokus pembelajaran dari pengetahuan sebagai pusat
kompetensi menjadi pengintegrasian pada proses dan ketrampilan.
6.
Hal ini membutuhkan promosi pada beberapa kegiatan dari
pemerintah untuk menyetabilkan pendidikan teknologi terutama pada networking seperti pelatihan berdasar
praktek perencanaan dan perefleksian kelas, termasuk di dalamnya refleksi dari
peran mereka sebagai guru dan siswa;
7.
Hal ini membutuhkan dukungan guru dalam mengembangkan
funsi ICT/VTR dalam pengembangan profesinya.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.