Selasa, 05 Juni 2012

LANDASAN FILOSOFIS DESAIN PENGEMBANGAN YANG INOVATIF

Diposting oleh Fa di 22.01

Orang-orang yang bekerja pada aspek pendidikan, hendaknya melakukan pemilikiran yang mendalam, baik pada aspek-aspeknya ataupun berbagai landasan-landasan pendidikan. Untuk seorang pendidik matematika, maka ia pula harus mengetahui aspek-aspek matematika, dimana matematika adalah suatu proses olah pikir yang dilandasi oleh berbagai dimensi, yaitu dimensi vertikal dan horisontal. Dimensi vertikal adalah dimensi ruang, dan horisontal adalah waktu. Olah piker yang terjadi didalam matematika, merupakan olah piker yang rasional. Akan tetapi, matematika bukan hanya olah piker, tapi juga melingkupi pengalaman. Dapat disimpulkan matematika adalah interaksi yang terus menerus antara olah piker dan pengalaman yang dinamis dan fleksibel.
Olah piker tersebut, merupakan salah satu kegiatan berpikir. Secara filosofis, kita hanya akan memilikirkan hal-hal yang berada di luar pikiran kita. Sedangkan pada suatu ketika, kita pula dapat memikirkan benda-benda yang hanya ada pada pikiran kita atau lebih sering disebut dengan idealisasi. Hal ini berarti bahwa pada saat seorang guru melaksanakan proses pembelajaran, maka ia harus paham bahwa siswa hanya mampu memikirkan hal-hal konkret yang ada di luar pikirannya. Maka guru harus menggunakan pendekatan kontekstual, tidak langsung menggunakan idealisasi dengan abstraksi.
Sedangkan pengalaman dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ekperimen waktu berarti bahwa waktu sekarang adalah masa lalu dan masa depan adalah masa sekarang. Hal ini berarti bahwa setiap waktu yang kita lalui akan sangat berpengaruh kepada kehidupan kita saat ini sangat mempengaruhi kehidupan kita pada masa selanjutnya. Sedangkan untuk eksperimen ruang menunjukkan bahwa suatu ketika kita dapat membayangkan tempat-tempat yang berada jauh dari jangkauan kita. Misalkan pada saat kita solat, kita dapat memilikirkan Mekah berada di depan kita, padahal Mekah masih berada pada tempatnya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki sebuah kemampuan luar biasa. Seorang guru pada saat mengajar harus mempertimbangkan dimensi ruang dan waktu yang akan dialami siswa. Guru tidak berhak langsung memberikan materi tanpa memberikan dasar-dasar penemuannya kepada siswa karena hal ini akan mengacaukan pikiran siswa. Selain itu, karena siswa mampu berpikir jauh dan luas, maka hendaknya seorang guru tidak membatasi kemampuan pikiran siswa tersebut, karena hal ini akan berdampak buruk kepada siswa.
Seorang pure mathematician memiliki prinsip dunia ini sempurna. Maka mereka berpikir bahwa matematika tidak pernah bersentuhan dengan prinsip-prinsip kehidupan manapun. Pendapat ini didukung oleh pendapat yang dilontarkan oleh Plato. Akan tetapi, seorang pendidik harus mengetahui bahwa siswa hanya mampu memikirkan benda-benda yang berada di luar pikiran atau sering disebut kontekstual. Hal ini sesuai dengan pendapat Aristoteles, dimana dunia ini tidak sempurna. Maka sudah sewajarnya guru tidak menuntut siswa untuk memahami semua materi yang diberikan oleh guru kepada siswa.
Apabila seorang guru memahami aspek-aspek yang telah disebutkan di atas, yaitu matematika melingkupi proses berpikir dan pengalaman, serta di dunia ini tidak ada yang sempurna, maka seorang guru akan mampu mengembangkan sebuah pembelajaran inovatif, yaitu pembelajaran yang mengembangkan proses berpikir dan pengalaman siswa. Serta juga menambah proses berpikir dan pengalaman siswa.
Berdasarkan Marsigit, beberapa hal yang harus diperhatikan agar proses pembelajaran menjadi inovatif antara lain :
1.      Membimbing adalah memberdayakan siswa, bukan membuat siswamu tidak berdaya
2.      Hakekat belajar itu adalah kebutuhan dan kesadaran siswa, dan bukanlah kewajiban dan perintah-perintah guru.
3.      Hakekat pendidikan itu adalah kegiatan jangka panjang. Cepat dan tergesa-gesa itu artinya tidak teliti dan memaksa.
4.      Metode ekspositori atau ceramah itu metode yang sudah kadaluwarsa, tidak mampu lagi melayani kebutuhan siswa dalam belajarnya. Jaman sekarang dan kecenderungan internasional, metode yang dikembangkan adalah multi metode, yaitu metode yang bervariasi, dinamis dan fleksibel.
5.      Seorang guru tidak mungkin mampu melayani kebutuhan belajar murid-muridnya, jika guru tidak merubah paradigmanya.
6.      Jika guru menginginkan mampu menerapkan metode pembelajaran inovatif, maka hendaklah guru menerapkan prinsip:"untuk siswa yang berbeda-beda, seyogyanya mempelajari matematika yang berbeda dan bermacam-macam, walau memerlukan waktu yang berbeda-beda, tetapi dengan metode yang berbeda-beda pula, alat yang berbeda-beda pula, serta hasil yang boleh berbeda.
7.      LKS sementara ini dianggap sebagai teknologi atau alat yang sangat strategis. Namun jangan salah paham, LKS bukanlah sekedar kumpulan soal, melainkan LKS adalah wahana bagi siswa untuk beraktivitas untuk menemukan ilmu atau menemukan rumus matematikanya. Maka seorang guru harus menembangkan sendiri LKS nya.
8.      Hakekat ilmu itu diperoleh dengan cara berinteraksi antara obyektif dan subyektif, antara teori dan praktek, antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, .dst. Maka diskusi kelompok itu sebenarnya adalah sunatullah.


Sumber:
Marsigit. 2011. Elegi Permintaan Si Murid Cerdas Kepada Guru Matematika.
diakses pada tanggal 8 Mei 2012 pukul 09.45 WIB.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 

Lika Liku Corat Coret Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea